“ADIL ITU SUSAH YA?” #Pendidikan
Potret pendidikan di
daerah desa sangat tertinggal menjadi sebuah momok bagi guru maupun peserta
didik (siswa) saat ini. Adil itu susah ya?
Sistem informasi dan
komunikasi misalnya.
sesuatu yang diwajibkan
kepada guru sebagai contoh Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
sehingga sangat dibutuhkan oleh pendidik untuk mengikuti kegiatan berbagai
jenis kegiatan tersebut terutama yang diselenggarakan Pemda tapi hanya
kekecewaan bagi guru yang masih termotivasi melakukan pengembangan diri. Ketika
sudah jelas terdaftar sebagai peserta namun informasinya tidak disampaikan
kepada pihak sekolah khususnya pada guru. Padahal rata-rata guru telah berusaha
untuk dapat menerima pesan secara elektronik meskipun dengan mendirikan antena
seluler yang kurang lebih 20 m tingginya. Entah kenapa yang terdengar kegiatannya
sudah terlewatkan atau sudah digantikan oleh rekan-rekan yang dekat dengan
pusat kegiatan.
Kesejahteran guru juga
menjadi hal mungkin terasa tidak adil bagi guru-guru di pedalaman. Adil itu
susah ya?
Ya. Kebanyakan pendidik
di daerah sangat tertinggal saat ini sebagiannya hanya guru honorer dan
pastinya berapalah dibayar? Tunjangan khusus yang seharusnya menjadi hak guru
di daerah sangat tertinggal menjadi ? besar. Entah apa saja alasannya mungkin
sulit berlaku adil ya! Yang katanya bergantung pada kouta dan validitas
dapodiknya. Tapi yang jelas sistemnya masih tertutup. Tidakkah melihat
kenyataanya, akses menuju sekolah jelas membutuhkan pengorbanan dan cukup
mengorek kocek yang dalam dari guru tersebut. Meskipun sebagai ASN dirasakan
juga masih sulit untuk lebih sejahtera. Sehingga Motivasi guru dalam
melaksanakan tugas semakin menurun.
"Motivasi Ngajar Guru berbanding terbalik dengan Motivasi belajar Siswa"
Adil itu susah ya?
Sistem kurikulum.
Peserta didik di daerah sangat tertinggal begitu
keras usahanya mengejar ketinggalan. Sebagai ilustrasi siswa kelas I SD dalam
kurikulum tidak ada lagi belajar mengenal huruf, angka tetapi dianggap sudah
pandai. Padahal tidak ada PAUD/TK disana. Mereka langsung masuk SD dan baru
mulai belajar dari memegang pen misalnya.
Kondisi seragam siswa
juga sungguh memprihatinkan. Ya, bisa dibilang turun temerun, tanpa alas kaki
memjadi ciri khas mereka. Entah apa saja alasannya? tapi semangat mereka belajar sungguh luar biasa.
Mungkin Memang Adil itu
susah ya!
Refleksi dari guru
pedalaman Barat Kalimantan.
Sengkuang Kuning, 30
April 2017